Sabtu, 19 April 2014

Mengajak Bayi Naik Pesawat


Masihkah bunda ingat kejadian mengenai meninggalnya bayi di pesawat Lion Air beberapa hari lalu? Semoga keluarga dalam keadaan sabar dengan kejadian tersebut ya.

Bunda, apabila akan menaiki pesawat pastikan beberapa hal berikut ini terkait si kecil.
Pertama, usia bayi bunda. Usia 0 - 6 bulan adalah usia rawan bagi si kecil dalam naik pesawat. Karena pada ketinggian tertentu, gendang telinga bayi belum kuat menahan tekanan udara. Sangat jauh berbeda dengan kita para orang tua.

Kedua, perlengkapan terbang bagi bayi. Jika usia bayi sudah mumpuni dan bisa diajak bepergian via pesawat, maka pastikan perlengkapan bagi si kecil jangan sampai terlewat. Seperti mainan bagi bayi supaya menikmati perjalanan, makanan kecil & asi untuk menahan lapar selama perjalanan (terutama untuk perjalanan jauh lebih dari 2 jam), selimut supaya tetap nyaman selama perjalanan.
Ketiga, taati semua SOP di dalam pesawat. Setelah semua persiapan tadi sudah lengkap, jangan lupa untuk tetap menaati SOP ketika di dalam pesawat ya bunda. Seperti memasang seat belt, mematikan handphone, dsb.

Selain itu, usahakan bayi bunda bisa dalam keadaan nyaman dan tenang selama perjalanan. Bisa dengan memastikan bahwa satu keluarga duduk dalam satu deret kursi atau mengajak bermain ringan bagi bayi agar tetap nyaman.

Selamat mencoba ya bund, dan semoga si kecil senantiasa sehat.

Minggu, 23 Februari 2014

Erupsi yang Lebih Dahsyat dari Erupsi Gunung Kelud

Berita tentang meletusnya gunung Kelud dan sejumlah gunung berapi di Indonesia beberapa lalu telah membuat saudara - saudara kita di Kediri dan sekitarnya berduka karenanya. Melihat hal ini, semua elemen bangsa telah bersatu padu berupaya untuk menggalang bantuan dan menolong saudara - saudara kita yang menjadi korban di sana.

Pembaca sekalian, tahukah pembaca sekalian bahwa erupsi di rumah kita juga bisa meletus setiap saat? Ya, erupsi dalam arti bencana keluarga.

Bagi mereka yang memiliki anak lebih dari tiga orang dengan selisih usia yang tidak jauh, bisa mengakibatkan erupsi di rumah meletus sewaktu - waktu. Erupsi apakah itu? Yakni erupsi ketidaksiapan menata emosi dalam mengasuh anak. Apalagi jika bapak dan ibu memilih untuk bekerja di luar rumah. Sepulang kerja, saat penat menempel di tubuh, disambut oleh bawelnya anak - anak dan berbagai masalah khas rumah berpenghuni balita. Bisa dibayangkan, jika emosi tidak dimanage secara bijak dan slow maka erupsi sewaktu - waktu bisa meledak. Anak - anak yang hanya berekspresi melihat kedatangan orang tuanya pulang akan menjadi korban karenanya.

Mari menata diri dan menghindari adanya erupsi emosi yang menyebabkan kerugian bagi anak - anak kita.

Sabtu, 22 Februari 2014

Prinsip Mendidik Anak

Berita mengenai Roger Danuarta yang terjerat narkoba menjadi headline laman berita beberapa hari terakhir ini. Untuk yang ke sekian kalinya artis masuk dalam perangkap bernama narkoba. Yang lebih mengherankan banyak orang adalah saat lama tak terdengar kabar dari Roger Danuarta, eh sekalinya ada berita malah kena narkoba. Padahal sejak kemunculannya yang pertama kali ketika membintangi sinetron ia tercitrakan sebagai sosok yang baik dan memiliki jati diri.

Bunda, dalam mengasuk anak ada dua prinsip yang harus kita pegang.
Pertama, sejarah anak kita belum selesai. Ini artinya bahwa jika suatu ketika anak kita berperilaku baik seperti yang kita inginkan, maka terus dampingi ia hingga melewati masa emas penemuan jati diri. Jangan cepat berpuas diri, lantas melalaikan tumbuh kembangnya. Pun ketika ada anak yang nakalnya sundul langit. Jangan langsung memvonis bahwa sampai mati ia akan tetap nakal tanpa bisa diubah. Tetap masih ada celah ia berubah di masa depannya kelak.




Kedua, jangan menghentikan sejarah anak pd kondisinya sekarang. Kondisi sekarang yang melekat pada anak hakikatnya adalah tugas kita sebagai orang tua untuk "mewarnainya" sehingga ia akan kuat menjalani kehidupannya kelak. 

Ini terutama bagi orang tua yang mendapatkan titipan "anak istimewa". Harus tetap bersyukur dan opitimis pada masa depannya. 

Semoga yang sedikit ini bermanfaat ya bunda. terima kasih

Kamis, 20 Februari 2014

Penanganan Batuk Pilek - Demam pada Si Kecil

Demam yang diawali oleh batuk pilek ringan adalah akibat infeksi virus. Hal ini lumrah terjadi pada balita diatas 6 bulan. Hal ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh yang dimiliki oleh si kecil belum bekerja dengan optimal. Di samping itu, asupan ASI bayi diatas 6 bulan sudah mulai berkurang sejak mereka mengkonsumsi makanan tambahan atau yang lazim kita sebut dengan MPASI. Padahal ASI adalah salah satu faktor pemberi kekebalan tubuh pada bayi.

Lantas, Apa yang harus dilakukan Ayah - Bunda?
Jika si kecil mengalami batuk pilek disertai demam, Ayah Bunda harus waspada tapi tidak perlu begitu panik. Para ahli kesehatan spesialis anak telah menjelaskan bahwa batuk pilek ringan biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari tanpa harus memberikan obat kimia. Dokter-dokter di Amerika bahkan tidak merekomendasikan para orang tua untuk memberikan obat batuk pilek pada balita dibawah 4 tahun.

Sering muncul salah kaprah bahwa kalau si kecil sakit, harus selalu diberi obat. Hal ini harus difahami dengan baik karena sebenarnya obat batuk pilek yang banyak beredar dipasaran tidak menghilangkan sumber penyakit. Obat-obat tersebut hanya meredakan tanda-tanda (simptom) dari penyakit bukan menghapus si virus penyebab penyakit.

Jadi, jangan tergesa - gesa memberikan obat pada si kecil jika yang datang sekedar batuk pilek dan demam.

sumber

Metode Baru MPASI

Akhir - akhir ini ada metode menarik yang pada awalnya diterapkan di Eropa dan Amerika. Yakni metode memperkenalkan Makanan Pendamping ASI (MPASI) ketika bayi anda telah berusia 6 bulan.

Metode ini kemudian dikenal dengan istilah ‘Baby Led Weaning‘ atau seringkali disingkat  BLW oleh sebagian orangtua.

Apakah itu ‘Baby Led Weaning’?
Baby Led Weaning adalah membiarkan bayi Anda makan sendiri, sejak pertama kali Anda memperkenalkan MPASI kepadanya.

Apakah bisa?
Itu dia yang membuat konsep ini unik ! Kita teruskan membacanya.
Di saat sebagian besar orangtua sibuk membuat bubur, puree dan yang sejenisnya sebagai MPASI untuk buah hatinya, sebagian orangtua yang menerapkan metode Baby Led Weaning membiarkan bayinya memakan ‘makanan orang dewasa’ yang disajikan di atas meja.

Biarkan Bayi Anda Makan Sendiri
Para ahli yang mendukung metode Baby Led Weaning ini mengemukakan alasan, bahwa pada usia 6 bulan, secara umum bayi akan mulai meraih dan mengambil berbagai makanan yang tersedia di hadapannya.

Nah, Anda tinggal menyajikan makanan yang biasa Anda makan dalam potongan-potongan yang sesuai dengan kemampuan buah hati Anda. Pada dasarnya, jika bayi Anda menyukainya, maka ia pasti akan mengambil dan ‘menggerogoti’ makanan tersebut – dan biasanya bayi akan suka dengan makanan yang Anda makan…

Namun demikian, tetap saja Anda harus memberikan jenis makanan yang sesuai dengan usianya, serta menyesuaikan penyajiannya – yaitu dimasak hingga lunak dan dalam ukuran yang bisa mudah dimakan oleh si kecil.

Sebagai contoh, Anda bisa menyajikan potongan buah apel yang agak besar, lalu membiarkan si kecil untuk memegangnya dan ‘menggerogotinya’ sedikit demi sedikit. Atau, alternatif lain, Anda juga bisa memasak apel hingga agak lunak, lalu memotong-motong kecil, seukuran yang bisa langsung dimakan dan mudah dikunyah oleh bayi Anda. Keduanya bisa Anda coba.

Intinya, Anda hanya memasak dan menyajikan, selanjutnya… terserah bayi Anda! :)
Dengan metode Baby Led Weaning, maka tidak ada lagi kegiatan mem-blender, melumatkan bahan makanan hingga menjadi bubur, puree – dan tidak ada lagi proses suap-menyuapi. Sepertinya pekerjaan Anda akan banyak berkurang bukan?

Yang perlu diingat… biarkan bayi Anda yang mengambil, serta menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri dan Anda tidak perlu membantunya (walaupun Anda merasa iba dan kasihan karena mulutnya belepotan)!

sumber

Selasa, 14 Januari 2014

Aktivitas Menyusui, Aktivitas Terbaik untuk Ibu dan Bayi

Air susu ibu tidak hanya menjadi makanan terbaik untuk bayi, namun juga menjadi aktivitas paling baik untuk ibu. Akan tiba waktunya ketika bayi terus menerus menyusu secara maraton, bunda merasa kehabisan persediaan air susu, energi, dan kesabaran karena mulut bayi terus menerus menyusu sepanjang waktu hingga bunda tidak bisa melakukan aktivitas apapun keculai menyusui, nikmatilah. Karena waktu dan usaha yang bunda lakukan untuk selama menyusui memberi efek jangka panjang yang tidak dapat dihitung.

Salah satu manfaat menyusui adalah saling memberi, bunda memberikan air susu kehidupan untuk bayi, dan bayi pun juga memberi sesuatu untuk bunda. Saat ketika bayi menghisap maka air susu secara otomatis keluar dan mengenyangkan bayi, disisi lain jilatan dan isapan bayi merangsang syaraf pada ujung puting susu bunda untuk mengirim pesan ke kelenjar pituitari untuk mengeluarkan hormon prolaktin, salah satu hormon keibuan. Subsanti ajaib ini berjalan keseluruh tubuh ibu untuk memberi tahu hal yang harus dilakukan dan merangsang perasaan keibuannya.